Imajinasi Pemimpi

Imajinasikan mimpimu, mimpikan imajinasimu

Tentang Saya

PANGERAN DEKAMORA

Saya yakin dengan takdir karena saya yakin dengan Tuhan. Tapi menurut saya bahwa Tuhan menyerahkan semua ciptaannya pada alam sehingga segala sesuatu yang ada didalamnya akan tunduk kepada alam. Kita sakit perut karena terlalu banyak makan lombok bukan suatu takdir. Hal itu hanya karena kita tunduk pada hukum alam bahwa perut kita akan mengalami gangguan bila kita memamakan makanan yang terlalu tajam.
Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini terjadi dari proses alam sehingga terkadang terjadi “kesalahan-kesalahan” karena proses itu. Mengapa ada manusia-manusia yang ’ditakdirkan’ tidak sempurna secara fisik atau mental? Padahal Tuhan tidak mungkin salah menciptakan sesuatu. Seperti saya katakan diatas bahwa Tuhan menyerahkan segala ciptaannya pada alam dengan proses yang kebanyakan bisa dinalar oleh akal manusia. Dulu kita yakin bahwa tidak akan ada bayi tanpa ada pembuahan dari sperma (laki-laki) dan sel telur (wanita), namun sekarang dengan kloning, tanpa spermapun bayi bisa lahir. Ketika bayi kloning itu lahir, maka takdirnya adalah lahir sesuai proses tersebut. Artinya bahwa takdir masih mengikuti hukum alam tersebut (kalau koning masih bisa disebut sebagai hukum alam). Tidak ada manusia yang lahir dari rahim srigala , burung, dinosaurus ataupun hewan apapun. Bahkan tidak ada orang negro tulen yang melahirkan anak berkulitputih seperti orang Inggris. Sekali lagi membuktikan bahwa takdir tunduk pada hukum alam. Anak kulit hitam ditakdirkan sebagai manusia berkulit hitam melalui proses alamiah yaitu karena dilahirkan dari orang tua yang berkulit hitam pula.
Karena takdir tunduk pada hukum alam maka takdir bisa dirubah oleh manusia. Bila ada seseorang yang ditakdirkan mempunyai hidung yang kurang mancung maka bisa dimancungkan. Bila seseorang mempunyai kulit yang gelap maka bisa dirubah menjadi lebih terang. Menjadi lebih cantik, lebih pintar, lebih kuat, lebih kaya adalah segala upaya dalam merubah takdir. Bila ada manusia ditakdirkan menjadi kaya raya, maka Tuhan akan memberikan perintah pada ’alam’ untuk menjalankan tugasnya. Maksudnya Tuhan tidak dengan serta merta menjadikan orang tersebut menjadi kaya raya (Walaupun tidak ada yang mustahil bagi Tuhan). Orang tersebut harus tunduk pada hukum alam bahwa selalu ada alasan sehingga suatu hal itu terjadi dengan kata lain ada sebab ada akibat. Tugas alamlah untuk mencari alasan sehingga menjadikan orang tersebut menjadi kaya raya. Seseorang mempunyai rumah bisa karena hasil kerja kerasnya, warisan ataupun pemberian orang dan lain sebagainya. Tuhan tidak serta merta memberikan rumah yang indah yang tiba-tiba muncul di sebuah tanah kosong milik seseorang karena tidak ada hukum alam yang megatakan begitu. Alasan-alasan tersebutlah yang kemudian masuk dalam nalar manusia.
Jadi kita harus tunduk pada takdir atau ’alam’? takdir tunduk pada hukum alam, sedang alam tunduk pada Tuhan. Manusia hanyalah salah satu cintaan Tuhan yang sepenuhnya di kendalikan olehNya. Manusia harus mengikut segala perintah Tuhan melalui Takdir yang telah digariskan berdasarkan hukum alam yang ada.
Tuhan memberikan takdir pada setiap manusia, namu juga menganugerahkan keajaiban. Akan banyak keajaiban yang akan kita dapatkan selama hidup kita dimana nalar kita tak mampu menjangkaunya. Kita tak bisa hanya mengharapkan keajaiban saja tanpa mempercayai takdir. Namun pula takdir hanya perlu dipercayai tanpa perlu di pegang teguh, karena tak seorangpun yang mampu mengetahui seperti apa takdirnya sendiri. Takdir memang seabsrak sepertinya jiwa manusia. Ada, namun tak seorangpun yang tahu bagaimana bentuknya


MusicPlaylistView Profile
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons