Imajinasi Pemimpi

Imajinasikan mimpimu, mimpikan imajinasimu

Sabtu, 12 Februari 2011

Beda

Tuhan sengaja menciptakan agama di dunia dan membiarkan berkembang menjadi berbagai macam aliran. Tuhan tidak hanya menciptakan satu agama saja sehingga jangan pernah memaksakan agama anda pada orang lain karena Tuhanpun telah memberikan kita keanekaragaman itu.
Saya sangat heran ketika ada oknum-oknum dari agama tertentu yang mengklaim agamanya paling benar dan menginginkan semua makluk yang ada di dunia ini untuk menganut agamanya. Bila sekedar mengklaim agamanya yang paling benar, mungkin bisa dimengerti karena memang seharusnya kita harus yakin pada agama yang kita anut dengan sepenuh hati. Itu artinya kita beranggapan bahwa agama kitalah yang paling benar. Dan itu adalah sangat wajar (dan bahkan akan menjadi tidak wajar kalau kita tidak yakin dengan agama kita sendiri). Namun bukan berarti kita berkoar-koar diluar sana dengan menentang agama-agama lain yang ada. Menjelekkan, mendiskriditkan, menghina ataupun tindakan-tindakan buruk lainnya hanya untuk “menyerang” agama lain.
Agama adalah hak asasi setiap manusia yang ada di muka bumi ini, tidak ada suatu lembaga ataupun orang perorang yang dapat memaksakan suatu agama kepada orang lain. Kita sering mengagungkan suatu agama namun menomor duakan Tuhan. Dengan dalih agama kita sering justeru melanggar ketentuan-ketentuan Tuhan. Banyak contoh yang bisa kita lihat pada kehidupan kita sehari-hari dimana relatif banyak orang yang mengagungkan agama ketimang Tuhannya. Contoh sedehana dan bahkan tidak pernah kita sadari, saya jabarkan dibawah ini: kalau anda sepakat dengan statemet berikut maka mungkin contoh ini ak.an menjadi relevan. Kita sepakat bahwa bumi dan manusia diciptakan oleh Tuhan? Kita sepakat bahwa segala perbedaan (dalam segala apapun baik jenis kelamin, warna kulit, bahasa, adat istiadat bahkan agama) yang ada di dunia ini adalah kesengajaan yang juga diciptakan Tuhan? Kalau (hanya) kedua statemet itu kita sudah sepakat jawabannya “Ya”, maka pertanyaannya mengapa kita masih memaksakan sesuatu (dalam hal ini agama) kepada orang lain yang menurut kita benar sedangkan Tuhan sendiri sengaja menciptakan perbedaan (agama) itu. Karena tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Bila Tuhan menginginkan di dunia ini hanya ada satu agama, maka akan terjadi seperti itu. Tapi kenyataan ada ratusan atau bahkan ribuan agama dan kepercayaan yang ada di dunia ini. Tidak ada satu manusiapun yang sanggup menyeragamkannya.
Banyak diantara penganut-penganut agama mengklaim bahwa agamanya yang benar dan megutuk agama lain dan orang-orang yang tidak bertuhan. Seperti saya katakan di atas bahwa kita harus mempercayai kebenaran agama kita, namun tidak ada alasan menganggap bahwa agama lain adalah agama sesat. Banyak diantara kita yang lahir menjadi Islam, kristen, budha, Hindu karena orang kita memang memeluk salah satu agama tersebut. Salahkah bila kita memeluk salah satu agama tersebut karena orang tua kita memang menginginkannya. Hampir tidak ada orang tua yang menjadikan anaknya memeluk agama yang berbeda dengan dirinya. Anak hasil dari pernikahan beda agamapun akan memeluk agama dari salah satu orang tuanya. Hal ini membuktikan bahwa kita sebenarnya sudah “ditakdirkan” untuk memeluk suatu agama tertentu dan bukan karena kemauan kita. Sedangkan kebenaran-kebenaran agama kita dapatkan dari dokrin-dokrin selama kita memeluk agama tersebut sehingga menambah keyakinan kita.
Perbedaan karena agama sebenarnya tidak berbeda dengan perbedaan-perbedaan yang timbul akibat hal lain seperti warna kulit, anatomi tubuh, bahasa, ideologi, kebiasaan, atau perbedaan lain seperti kaya, miskin, cantik, jelek, pandai, bodoh dan lain-lain. Selain karena “warisan” orang tua, kita memeluk agama juga dikarenakan karena kita melihat, mendengar, atau merasakan keberadaan agama tersebut. Bagaimana kita bisa memeluk agama “A” kalau kita tidak pernah melihat, mendengar atau merasakan agama “A” tersebut. Kita makan nasi karena selama ini yang kita dengar dan lihat adalah orang-orang yang makan nasi. Mungkin kita akan familiar makan kentang bila lingkungan kita juga makan kentang seperti yang terjadi di belahan benua eropa. Mengapa orang Indonesia lebih memilih nasi ketimbang makanan lain sebagai makanan utama? Banyak faktor yang memang melatar belakangi. Beberapa diantaranya karena nasi adalah makanan turun temurun dari generasi ke generasi dengan sejarahnya tersendiri. Kemudian faktor lain karena faktor geografis indonesia juga melatar belakangi mengapa kita mengkonsumsi nasi sebagai makanan utama dan bukan daging. Bila letak geografis kita berada di kutup utara, mungkin makanan pokok kita adalah daging karena nasi tidak akan memberikan cukup energi untuk mengusir rasa dingin. Di suatu negara mempunyai jenis makanan tertentu menjadi makanan pokok sehingga dimungkinkan ada makanan paling enak dan paling bergizi yang menjadi makanan pokok suatu negara kita tertentu. Sebut saja makanan itu dengan makanan “A”. mengapa kita mejadi makanan pokok kita itu dengan makanan “A” yang sangat enak dan bergizi itu? Jawabannya adalah karena kita bahkan tidak pernah mendengar makanan “A” tersebut, bagaimana kita bisa memakannya? Bagaimana kita bisa memeluk agama “A” kalau kita belum pernah mendengar, melihat atau merasakan kehadiran agama tersebut? Suatu agama akan menjadi suatu “kebenaran” bila kita sudah benar-benar mengetahui dan mempercayainya. Bila ada orang yang tidak mempercayai agama anda mungkin karena ia belum mengetahui luar-dalam agama anda. Dan saya pikir, orang tersebut tidak berdosa karena tidak memeluk agama seperti agama anda kalau orang tersebut telah mempercayai bahwa agamanya adalah agama yang benar. Atau orang tersebut sebenarnya kurang mempercayai agamanya namun tidak mengenal agama anda. Mungkin ia dilahirkan di pedalaman sehingga yang ia tahu Cuma anismisme ataupun dinamisme. Bagaimana ia memeluk agama seperti agama yang anda peluk bila mengenal nama agama andapun tidak. Berdosakah ia menurut anda? Walaupun anda yakin bahwa orang selain agama anda adalah berdosa?


Agama di jalankan berdasarkan kepercayaan, namun tak semua ajaran hanya di ’percaya’ saja tanpa di telaah. Agama adalah warisan masa lalu yang jelas-jelas mempunyai perbedaan zaman di setiap perkembangannya. Tak jarang suatu agama menjadi melenceng dari ajaran awalnya. Banyak pihak yang salah menafsirkan pada kejadian masa lalu ataupun suatu ayat yang ada dalam kitab suci. Hal ini yang mengakibatkan muculnya pecahan-pecahan dari suatu agama tertentu. Kalau dalam satu agama saja udah timbul perbedaan-perbedaan. Mengapa kita harus anti dengan perbedaan-perbedaan lain yang salah satunya adalah perbedaan dalam beragama.
Peperangan antar agama sering terjadi bukan karena mempertahankan kepercayaan sendiri dari paksaan pihak lain agar memeluk agama orang lain, melainkan karena keegoan kita agar agama kita menjadi agama mayoritas. Kita bangga bila agama kita dianggap sebagai agama yang paling besar, agama yang paling benar, agama yang paling berkuasa dan berpengaruh. Bukannya itu adalah sebuah ke-egoan?

0 komentar:

Posting Komentar


MusicPlaylistView Profile
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons