Tak bolehkah aku menangis, karena aku laki-laki?
Bila sedih ini telah merambat di sekujur nadi
Bila rindu ini tlah menjadi bangkai busuk
Dalam separuh hatiku yang tersisa
Kini, menghitung detik bagai setiap sayatan
Melukai jiwa yang tlah rapuh
Kau tlah pergi
Membawa separuh hati sehatku
Kau tlah pergi
Sebelum ucapkan selamat tinggal
Wahai rembulanku
Kau masih dalam mimpi-mimpi malamku
Walau kau tak benar-benar ada
Seperti jiwaku yang tak benar-benar hidup
Aku merindumu
Wahai oh bidadariku
Tunjukkan jalan menuju surga
Dan ijinkan aku menjemputmu
Wahai oh belahan jiwaku
Masihkah rambutmu membius semua hidung duniawi?
Masihkah lekuk tubuhmu membuai setiap insani?
Masihkah senyummu menaklukkan para ego?
Masihkah kelembutanmu meluluhkan pada hati berkarang?
Masihkah matamu mampu meruntuhkan sang rembulan?
Wahai oh pelangiku
Aku tlah mengirim air mataku
Agar kau tahu,
Bahwa aku merindumu
Bahwa aku disini sendiri
Mengenangmu
Ketika malam valentine tiada berarti
Karena mawarku itu telah layu
Karena lilin itu tlah padam
Dan malam tlah semakin pekat
Tanpa gemintang
Hanya ada bias biru
Valentine tapi biru
0 komentar:
Posting Komentar